CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

12 Desember 2008

Pengaruh Aborsi Terhadap Lelaki....

Tuhan telah memberikan naluri pada lelaki untuk meraih kesuksesan dalam 5 kondisi pokok kehidupan mereka. Insting tersebut adalah kemampuan untuk menghasilkan/prokreasi, menyediakan, melindungi, melaksanakan dan menikmati kesenangan ( Brauning). Kita akan membahasnya dalam konteks aborsi.

Berbicara tentang kemampuan prokreasi seorang laki-laki lebih mengacu pada kemampuannya untuk berfungsi secara seksual.Siklus reproduktif laki-laki ditandai dengan adanya tindakan seks, pada saat yang sama perempuan memiliki kendali penuh atas proses reproduktif tersebut. Sebagai hasilnya, prioritas laki-laki dari prokreaso bergeser kepada proses mendukung tumbuhnya sebuah keluarga. Pernikahan adalah sebuah lembaga proses tersebut dapat dilakukan. Pada saat itu, melengkapi dan melindungi sebuah keluarga akan menjadi pusat perhatian seorang laki-laki.

Tuhan telah memprogram seorang lelaki sedemikian rupa untuk mampu melindungi keluarganya. Kebutuhan laki-laki menjadi seorang pelindung bukan hal yang remeh. Ini berkaitan secara langsung dengan harga diri dan kehormatan seorang laki-laki. Pekerjaan sering dianggap sebagai pencapaian kesuksesan seorang lelaki. Dengan pencapaiannya tersebut seorang laki-laki dapat meraih kedudukan social dan penghargaan bagi dirinya. Namun semua itu berhubungan erat dengan nalurinya untuk menjadi pelindung sekaligus menyediakan kebutuhan-kebutuhan keluarganya. Ketika seorang lelaki dapat mentransormasikan fungsi-fungsinya tersebut maka ia akan menikamati suatu kesenangan.


Seringkali masyarakat menghakimi seorang lelaki dari kemampuannya melaksanakan 5 kondisi pokok tersebut. Ketika seorang lelaki terlibat dalam proses aborsi, hal ini dapat mengakibatkan guncangan terhadap mental laki-laki tersebut. Masyarakat pun cenderung menganggapnya gagal melaksanakan tugasnya. Ketidakmampuan seorang lelaki dalam melaksanakan salah satu kondisi pokok tersebut dapat mengakibatkan luka yang cukup dalam bagi seorang laki-laki. meskipun pada awalnya seakan tidak terjadi apa-apa, lambat laun seorang lelaki akan merasakan adanya keganjilan tersebut.

Gejala yang biasanya dirasakan para lelaki post-abortus adalah kemarahan. Kemarahan ini bisa hadir dalam waktu yang cukup lama, biasanya ditujukan bagi dirinya sendiri ataupun kepada lingkungan di sekitarnya. Kemarahan ini adalah suatu bentuk frustasi akan ketidakmampuannya melakukan kebutuhan naluriahnya sebagai seorang lelaki. Selain kemarahan, gejala lain yang mungkin terjadi adalah rasa bersalah, rasa malu dan penyesalan. Gejala-gejala tersebut bisa tidak muncul dalam waktu yang cukup lama atau biasanya di pendam, pada sitruasi-situasi tertentu gejala tersebut bisa muncul tanpa di duga.

Mari kita lihat kasus nyata pengaruh aborsi terhadap seorang pria.

Brad Draper, seorang lelaki dari Kansas merasa sangat bahagia akan kehamilan pasangannya. Ia jatuh cinta pada bayi tersebut semenjak pertamakali melihatnya gambaran ultrasound bayinya. Brad sangat menanti-nantikan dirinya menjadi seorang ayah. Di luar dugaan, pasangannya menggugurkan bayi tersebut tanpa sepengetahuannya. Brad merasa terpukul dan bersedih karenanya.

Kansas City Star Obituaries
June 5, 2002
Zachary Duncan Draper
December 2001 - May 17, 2002

Memorial services were held June 1, 2002, at D.W. Newcomer's Oaklawn Memorial Gardens, Olathe, KS. Zachary Duncan Draper was beautiful as his mother, loved by God and others. My little baby boy didn't make it to his Daddy's arms. I never got to hold and kiss him, tell him stories or read him rhymes. I love you Zachary and look forward to seeing you in heaven. Survivors include his father, Brad Draper of Kansas City, MO and his mother, of Overland Park, KS. (Arrangements: D.W. Newcomer's Sons Johnson County Funeral Chapel.)
Dengan perasaan yang hancur, Brad menulis obituary tersebut di koran setempat. Pada tanggal 10 september 2002, tepat di hari diman seharusnya Zachary, bayinya lahir, Brad menuju klinik tempat aborsi dan menembak dirinya sendiri. Hari berikutnya dia meninggal.
Pada tahun 1996, seorang lelaki muda dari Minneapolis memiliki hubungan dengan seorang perempuan yang telah memiliki anak perempuan berumur 18 bulan. Lelaki tersebut menyukainya perannya sebagai seorang ayah bagi anak perempuan yang bukan anak kandungnya tersebut. Ia teramat sangat menginginkan kehadiran anaknya dari pasangan tersebut. Perempuan tersebut kemudian hamil lalu mengaborsi bayi tersebut tanpa sepengetahuannya. Lelaki tersebut merasakan kemarahan yang luar biasa. Ia lalu mendatangi perempuan tersebut dan menembak anak perempuannya, lalu menembak dirinya sendiri. Dia tidak membunuh perempuan tersebut agar ia bisa merasakan luka dan kesedihan yang dirasakannya akibat kehilangan seorang anak.
Tidak banyak informasi mengenai bagaiman aborsi bisa mempengaruhi seorang lelaki. Namun kejadian ini menunjukkan bahwa aborsi juga bisa menyakiti seorang lelaki.

2 komentar:

aBoRsi....... mengatakan...

Emangnya cowok bisa kayak gituu iak..

Baru tau deh..

aBoRsi....... mengatakan...

Emangnya cowok bisa kayak gituu iak..

Baru tau deh..